Konsorsium untuk Studi dan Pengembangan Partisipasi (KONSEPSI) atas dukungan Caritas Germany memfasilitasi Penyusunan Kajian Risiko Bencana di 11 desa dampingan mulai dari 23 April hingga 30 Juni 2021 bertempat di Aula Kantor Desa masing-masing lokasi program. Dari 11 desa itu, 6 desa diantaranya adalah desa yang akan dijadikan sebagai Desa Tangguh Bencana (Destana), sementara 5 desa lainnya akan dikembangkan menjadi model percontohan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Berbasis Antar Desa Satu Kawasan.
Kegiatan yang diikuti sekitar 30 orang peserta di setiap desa ini digelar dalam rangka mendorong dan memperkuat keterlibatan aktif masyarakat desa dalam melakukan analisa kerentanan dan kapasitas sebagai dasar penyusunan Rencana Aksi Masyarakat (RAM) dalam konteks Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat.
Para peserta yang hadir berasal dari berbagai unsur diantaranya: BPBD Kabupaten, Camat, Pemerintah Desa, Kepala Dusun, TSBD, Tokoh masyarakat, Tokoh agama, Kelompok perempuan, Babinsa/Babinkamtibmas, dan keterwakilan lembaga-lembaga desa.
Hairul Anwar selaku Program Manager Desa Tangguh KONSEPSI dalam sambutannya menyatakan kegiatan ini bertujuan untuk menggali dan mengidentifikasi kerentanan dan kapasitas berdasarkan kondisi desa masing-masing untuk membangun ketangguhan desa dalam konteks PRB.
“Selama tiga hari kedepan, kita akan bersama-sama berproses untuk menggali apa saja yang menjadi ancaman, risiko, dan kapasitas yang kita miliki untuk pengurangan risiko bencana di tingkat desa”, ucapnya.
Sementara itu, Dr. Moh. Taqiuddin, Direktur KONSEPSI NTB yang juga memfasilitasi kegiatan menyatakan pentingnya membangun ketangguhan desa sebagai bagian dari investasi untuk mengurangi jumlah korban dan dampak ikutan lainnya ketika terjadi bencana.
“Kita harus belajar dari Jepang, investasi pengurangan risiko bencana yang mereka lakukan lebih berfokus pada upaya pencegahan dan kesiapsiagaan sehingga ketika terjadi bencana dampaknya dapat diminimalisir”, imbuhnya.
Written by: Hendra P. Saputra