Ini Pentingnya Standar Inklusif Sekolah Aman Bencana

Ini Pentingnya Standar Inklusif Sekolah Aman Bencana

KONSEPSI – Penting bagi entitas warga di sekolah untuk memahami tentang tata cara menyelamatkan diri saat terjadi bencana alam. Pemenuhan standar gender, disabilitas, sosial inklusi (GEDSI) dalam mitigasi risiko bencana di tingkat satuan pendidikan juga perlu untuk diupayakan.

Letak geografis Indonesia menjadikannya rawan terhadap berbagai bencana alam, karena keberadaannya di tiga lempeng aktif, yakni Eurasia, Indo Pasifik dan Indo Australia.

Negara Indonesia yang berada di daerah tropis dan dikelilingi oleh lautan juga menyebabkan kondisi iklim dan cuaca kerap berubah, bahkan terjadi secara ekstrem dan tiba-tiba.

Itu juga yang menjadikan daerah kepulauan yang ada di Indonesia memiliki keindahan tiada tara, tetapi juga rawan terkena bencana. Selain diperparah dengan perubahan iklim dan berbagai bencana ekologis karena ulah manusia.

Kondisi ini harusnya bisa menyadarkan semua orang untuk memprioritaskan pendidikan kebencanaan dan mitigasi penanggulangan bencana di setiap satuan pendidikan.

Berkaca dari pengalaman bencana gempa bumi berskala magnitudo 7.1 yang pernah terjadi pada bulan Agustus 2018 silam yang memporak porandakan ribuan rumah warga dan puluhan bangunan sekolah di Lombok itu mesti menjadi bahan pembelajaran.

Bencana terkini yang masih segar dalam ingatan, yaitu banjir bandang dan tanah longsor melanda 4 dusun di Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara pada Minggu sore (16/10/2022) menyebabkan ratusan rumah warga hingga bangunan sekolah diterjang lumpur.

Kegiatan belajar mengajar di SDN 4 Malaka lumpuh lantaran tumpukan lumpur yang cukup tinggi memenuhi halaman sekolah hingga masuk ke dalam ruang belajar siswa.

Namun, beruntung saat terjadi bencana banjir dan tanah longsor tersebut di luar jam masuk sekolah. Sehingga tak sampai menimbulkan korban jiwa.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Utara, Adenan kala itu juga mengakui beberapa sekolah dasar yang dinilai masuk ke daerah rawan terdampak longsor. Jumlahnya ada 4 sekolah, yakni di Kecamatan Kayangan, Gondang, Gangga dan Desa Malaka.

Pengalaman lain, gempa Cianjur yang terjadi pada 21 November 2022 lalu juga kini masih menyisakan segudang pekerjaan untuk pemulihan. Terutama perbaikan ribuan rumah dan ratusan unit bangunan sekolah rusak akibat diguncang gempa.

Data Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (Seknas SPAB) per Selasa, 22 November 2022 pukul 18.00 WIB mendapati, total jumlah sekolah yang terdampak Gempa Cianjur mencapai 342 satuan pendidikan. Sekolah yang terdampak mencakup PAUD hingga SMA, SMK, SLB, dan PKBM.

Musibah yang baru ini terjadi pada 8 Desember 2022 lalu, gempa magnitudo 5,8 berpusat di Kota Sukabumi dirasakan oleh warga di Ciamis dan Cianjur. Siswa yang tengah ujian dilanda kepanikan saat merasakan gempa tersebut.

Sejumlah siswa di Ciamis diberitakan oleh media detikcom menyebut siswa yang merasakan getaran gempa saat itu langsung keluar dari dalam kelasnya. Mereka juga berlari keluar ruangan sambil menangis dan berteriak.

Suasana itu berlangsung di SDN 4 Kertasari Ciamis, Kamis (8/12/2022). Pada saat ada gempa, para siswa berada dalam ruang kelas dan sedang mengikuti ujian sekolah mata pelajaran IPS.

SOP Kebencanaan di Sekolah

Akhir-akhir ini bencana banjir bandang, tanah longsor, gelombang tinggi, dan angin puting beliung ataupun gempa bumi seringkali terjadi.

Pendidikan mitigasi bencana perlu terus dilakukan sejak usia dini. Anak-anak di setiap satuan pendidikan atau sekolah harus dibekali dengan pengetahuan tentang bagaimana menyelamatkan diri jika terjadi bencana.

Saat peristiwa bencana alam, baik gempa maupun banjir yang terjadi pada jam belajar atau di hari masuk sekolah, maka akan menimbulkan dampak dan kerentanan pada peserta didik dan guru.

Dalam situasi itu juga bisa membuat mereka berpotensi untuk menjadi korban. Sebab pada jam pembelajaran tatap muka, guru dan siswa biasanya banyak berada di dalam lingkungan sekolah.

Ketua Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti beberapa waktu lalu sempat mengatakan bahwa diperlukan sebuah standar operasional prosedur (SOP) kebencanaan pada setiap sekolah. SOP kebencanaan ini, menurutnya sangat dibutuhkan, terlebih lagi jika lokasi sekolah itu berada di wilayah yang rawan.

Mantan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Periode 2017/2022 ini juga menyatakan sekolah wajib memiliki rambu-rambu atau jalur evakuasi saat terjadinya bencana.

“Misalnya ketika gempa bumi, anak-anak harus dievakuasi keluar ruangan,” kata Retno dalam keterangan tertulisnya yang diterima oleh awak media KONSEPSI.

Retno waktu itu menanggapi terkait kasus tembok atau dinding di MTsN 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan yang roboh akibat diterjang banjir. Peristiwa nahas itu menyebabkan tiga orang siswa meninggal dunia pada Oktober 2022 silam.

Plank rambu-rambu kebencanaan

Dia menyatakan jika saat terjadi bencana banjir, sebelum ada pertolongan dari pihak lain, maka peserta didik harus dievakuasi ke lokasi yang lebih aman atau lebih tinggi dari permukaan air.

SOP kebencanaan juga wajib dilatih atau dipraktikkan kepada semua warga sekolah agar saat terjadi bencana, semua bisa tertib di titik kumpul dan diarahkan ke jalur evakuasi untuk proses penyelamatan.

Inklusi Penanganan Bencana

Pengarusutamaan GEDSI dalam penanggulangan bencana juga penting untuk masuk ke dalam kurikulum dan menjadi kebijakan daerah berskala prioritas.

Dalam implementasi program yang bertajuk Memperkuat Kembali Ketangguhan Inklusif Sebagai Strategi Pemulihan Penghidupan Komunitas Pasca Pandemi Covid-19, yang mendapat dukungan pendanaan dari program kemitraan SIAP SIAGA pada tahun 2022 lalu di Desa Pemenang Barat dan Desa Malaka, penerapan GEDSI menjadi salah satu kegiatan inti.

KONSEPSI berupaya mendorong kegiatan tentang rencana aksi pemenuhan standar minimum GEDSI untuk penanggulangan bencana di Kabupaten Lombok Utara.

Standar minimum GEDSI tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan oleh setiap organisasi perangkat daerah (OPD) dan pihak terkait lainnya sebagai acuan di dalam penanggulangan bencana, baik di masa pra bencana, saat terjadi bencana, ataupun pasca bencana.

“Memperhatikan aspek GEDSI dalam penanggulangan bencana dapat meminimalisir jumlah korban dan juga mempercepat proses pemulihan yang lebih merata,” ungkap Baiq Yulfia Yanuartati, salah seorang staf program di KONSEPSI, Selasa (17/1/2023).

Review hasil dokumen pemenuhan standar minimum GEDSI dalam kesiapsiagaan dan respons bencana di Lombok Utara pada 19 September 2022

Menurut Baiq Yulfia, yang juga GEDSI Specialist di Universitas Mataram ini bahwa GEDSI atau Gender Equality, Disability, and Social Inclusion atau Kesetaraan Gender dan Disabilitas, dan Inklusi Sosial merupakan bentuk perhatian yang konsisten dan sistematis terhadap adanya perbedaan-perbedaan kondisi.

“Misalnya karena adanya perbedaan jenis kelamin dan kondisi-kondisi lainnya yang mengakibatkan hambatan struktural untuk mencapai kesetaraan dalam kehidupan bermasyarakat,” ucapnya.

“Termasuk dalam penanggulangan bencana, di mana ada kelompok-kelompok yang rentan terdampak bencana paling parah, karena kondisi mereka misalnya kelompok difabel atau perempuan yang sering tidak tersentuh latihan siap siaga bencana, karena secara umum mereka sering tidak dilibatkan pada kegiatan publik,” kata Baiq Yulfia menjelaskan lagi.

Salah satu poin penting dari hasil pelaksanaan Program SIAP SIAGA adalah rencana tindak lanjut dan komitmen dari lintas OPD Kabupaten Lombok Utara dalam mendorong dokumen rencana aksi menjadi produk kebijakan yang terlegalisasi.

Rangkaian kegiatan dari program SIAP SIAGA itu diharapkan kedepannya mampu untuk menghasilkan kebijakan-kebijakan yang lebih strategis, serta berpihak pada pengembangan masyarakat yang berbasis gender, disabilitas dan sosial inklusif.[*]

Pewarta: Hari
Keterangan foto headline: Kondisi sekolah pasca terdampak banjir di Desa Malaka, 16 Oktober 2022.

Bagikan Tulisan ini:

Berikan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lihat Berita lainnya

Berlangganan Berita Kami

Jangan lewatkan Update Kegiatan-kegiatan terbaru dari Kami

Having Computer issues?

Get Free Diagnostic and Estimate From Computer Specialist!