Larangan berkumpul dan pemberlakuan protokol kesehatan tak pelak mendorong KONSEPSI melakukan inovasi agar tetap bisa melaksanakan program di tengah pandemi.
PROVINSI NTB tercatat dalam sepuluh besar wilayah yang memiliki kasus positif terjangkit virus Covid-19 di Indonesia. Data terakhir per 19 Mei 2020 sudah 392 kasus penderita positif dengan tujuh orang meninggal. Seluruh kabupaten/kota di NTB juga berstatus zona merah. Sejak pandemi melanda NTB, pemerintah daerah gencar memberlakukan kebijakan physical distancing termasuk larangan berkumpul di tempat publik.
Situasi itu secara langsung memberi pengaruh pada banyak hal penghidupan masyarakat, termasuk realisasi semua program yang dimiliki KONSEPSI NTB. Salah satu misalnya, kegiatan-kegiatan pendampingan di lapangan terpaksa harus di jadwal ulang karena pemerintah desa belum berani memberikan izin berkumpul. Selain ikut memberlakukan kebijakan Kerja Dari Rumah (work from home), manajemen KONSEPSI harus menyusun rencana mitigasi agar seluruh kegiatan program dapat terlaksana di tengah pandemi. Mitigasi dimulai dari pelaksanaan kegiatan yang memiliki resiko kecil sampai kegiatan yang benar-benar tidak bisa dilaksanakan akibat larangan berkumpul.
Program Desa Tangguh, misalnya, harus menyusun ulang teknis pelaksanaan kegiatan di empat desa dampingan KONSEPSI. Program yang didanai Caritas German itu secara kebetulan tengah memiliki kegiatan pelatihan di desa yang secara langsung harus mengundang banyak peserta.
Seperti yang diungkapkan Hairul Anwar, Manager Program Desa Tangguh KONSEPSI, hal pertama yang dilakukan dalam kontek mitigasi adalah membangun komunikasi dan koordinasi intensif dengan pemerintah desa terkait pilihan-pilihan teknis berkegiatan di tengah pandemi. Untuk kegiatan yang mengharuskan tatap muka langsung, pelaksana program tetap memberlakukan jarak peserta, penggunaan masker, dan kewajiban mencuci tangan dengan sabun cair bagi peserta. Jika pemerintah desa keberatan, teknis pertemuan dilakukan dengan menggunakan fasilitas video online. Pilihan lain, kegiatan yang mengharuskan peserta untuk berdiskusi intensif, tawaran teknis yaitu memisahkan kelompok menjadi beberapa bagian dan melaksanakan diskusi di tempat terpisah dengan jumlah orang kurang dari 10.
Untuk diketahui dari empat desa dampingan program Desa Tangguh KONSEPSI ada satu desa yang berstatus zona merah karena penduduknya positif terjangkit virus Covid-19, yakni Desa Akar-Akar, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. “Syukurnya pemerintah desa mau mengerti dan menerima pilihan teknis yang ditawarkan KONSEPSI,”kata Hairul.
Sebagai contoh, beberapa hari lalu KONSEPSI melaksanakan tiga hari kegiatan pelatihan anggota Tim Siaga Bencana Desa oleh Fasilitator Desa Tangguh Bencana. Hari pertama, pembukaan pelatihan tetap mengikuti protokol kesehatan dan waktu tata muka dipersingkat. Hari selanjutnya, peserta langsung dipecah menjadi empat kelompok, dimana satu fasilitator mengampu materi untuk satu kelompok dengan anggota lima orang di tempat terpisah.
Namun Hairul mengungkapkan ada satu kegiatan bulan Mei yang sangat beresiko dilaksanakan di tengah pandemi sehingga terpaksa harus ditunda, yaitu kegiatan simulasi kebencanaan di empat desa karena harus mengumpulkan lebih dari seratus orang secara bersamaan.**
Written by: Hairul Anwar