KONSEPSI – Pusdalops-PB Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB memutakhirkan data terkini per tanggal 16 Juni 2023 terkait perkembangan bencana kekeringan yang mulai melanda beberapa wilayah NTB. Karena itu, ada beberapa hal yang perlu dilakukan masyarakat dalam upaya mitigasi bencana kekeringan.
BPBD menyebut sampai dengan 16 Juni 2023, ada 2 kabupaten di NTB yang telah menetapkan status siaga darurat kekeringan.
Sebagian kabupaten dan kota di Provinsi NTB juga sudah melaporkan terjadinya bencana kekeringan.
Total di Provinsi NTB yang terdampak kekeringan untuk sementara ini ada 5 kabupaten, 41 kecamatan, 136 desa, 77.101 kepala keluarga dan 224.395 jiwa.
Sedangkan hasil monitoring hari tanpa hujan berturut-turut yang terjadi di Provinsi NTB secara umum berada pada kategori ‘panjang’ (21-30 hari) hingga ‘sangat panjang’ (31–60 hari).
Hari tanpa hujan terpanjang tercatat di pos hujan Perigi Kabupaten Lombok Timur selama 61 hari dan masuk kategori kekeringan ekstrem.
Di periode musim kemarau ini semua lapisan masyarakat perlu untuk tetap mewaspadai adanya potensi kekeringan yang mungkin akan terjadi di beberapa waktu ke depan.
Upaya mitigasi bencana kekeringan juga perlu diketahui oleh masyarakat, terutama menjelang berlangsungnya musim kemarau yang diprediksi akan terjadi lebih kering.
Langkah mitigasi ini harus dilakukan semua pihak sebagai tindakan untuk mengurangi dampak yang berpotensi disebabkan dari adanya bencana kekeringan tahun 2023 ini.
Mitigasi Sebelum Bencana Kekeringan
1. Masyarakat harus memanfaatkan sumber air yang ada secara efektif dan efisien.
2. Menanam pohon sebanyak-banyaknya di lingkungan sekitar.
3. Membuat dan memperbanyak resapan air dengan tidak menutup semua permukaan dengan plester semen atau ubin keramik.
4. Membuat waduk atau embung yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan.
5. Memberikan perlindungan sumber-sumber air bersih yang tersedia, dan melakukan panen dan konservasi air.
6. Memprioritaskan pemanfaatan sumber air yang tersedia untuk keperluan air baku untuk air bersih.
Mitigasi Saat Bencana Kekeringan
1. Membuat sumur pantek atau sumur bor untuk mendapatkan air.
2. Menyediakan air bersih dengan mobil tangki yang sudah disediakan oleh dinas terkait.
3. Melakukan penyemaian hujan buatan di daerah tangkapan hujan.
4. Menyediakan pompa air.
Mitigasi Sesudah Bencana Kekeringan
1. Gerakan masyarakat melalui penyuluhan
Pada umumnya masalah kekeringan melanda di pedesaan dengan kondisi masyarakat yang kurang mengerti tentang pengetahuan mengelola sumber daya air. Dengan adanya penyuluhan, masyarakat akan mentransfer ilmunya tentang bagaimana mengoptimalkan lahan kering.
2. Membangun, merehabilitasi, pemeliharaan jaringan irigasi
Jaringan irigasi yang tidak dipelihara dengan baik akan selalu kering saat musim kemarau. Upaya pembangunan bendungan dan waduk adalah salah satu upaya yang bisa menampung air sungai pada saat musim hujan.
3. Pembangunan sumur
Membangun sumur adalah hal yang sulit dilakukan oleh masyarakat dengan kategori perekonomian rendah. Terlebih lagi di daerah kekeringan warga tidak berani asal membangun, karena deteksi air tanah belum canggih.
Biaya kerap kali menjadi faktor tidak adanya sumur sebagai sumber air yang jaraknya sangat jauh, bahkan masyarakat rela untuk tidak mandi berhari-hari karena krisis air.
Selain upaya-upaya tersebut, masyarakat juga perlu untuk tetap memperhatikan informasi dari BMKG dan BPBD guna mengantisipasi dampak bencana maupun kerugian dalam perencanaan dalam beraktivitas.[*]
Penulis: Harianto
Keterangan foto:
1. Ilustasi bencana kekeringan yang terjadi di Lombok Tengah pada 2019 silam.
2. Suasana saluran irigasi persawahan saat terjadinya bencana kekeringan.