Lombok Tengah, 28 Juni 2025 – KONSEPSI NTB bersama Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah menyelenggarakan Seri Kedua Pertemuan Kelompok Kerja GEDSI (Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial) yang mengangkat tema “Mendorong Pengintegrasian Kerangka Aksi GEDSI ke dalam PRKBI Lombok Tengah 2025–2029”. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program INTER-Act (Inclusive Tackling Towards Ecosystem -Based Resilience in Alerted Climate Treats) yang didukung oleh Islamic Relief Swedia dan dilaksanakan oleh KONSEPSI NTB
Bertempat di Hotel De Balen Soultan, Praya, kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Bappeda, OPD teknis, organisasi masyarakat sipil, kelompok disabilitas, serta mitra pembangunan lainnya. Pertemuan bertujuan untuk memastikan integrasi isu GEDSI ke dalam dokumen Rencana Aksi Daerah (RAD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Tengah tahun 2025–2029, sejalan dengan arah kebijakan pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim (PRKBI).
Dalam sambutannya, perwakilan KONSEPSI menegaskan pentingnya kolaborasi multipihak untuk mendorong transformasi perencanaan pembangunan yang inklusif dan responsif terhadap kelompok rentan. Sementara itu, Bappeda Lombok Tengah memaparkan bahwa isu-isu seperti penanggulangan kemiskinan, perlindungan sosial, pemberdayaan ekonomi perempuan, akses layanan dasar, dan perubahan iklim telah mulai diarusutamakan dalam dokumen perencanaan daerah.
Kegiatan ini juga menjadi ruang diskusi teknis bagi peserta untuk mengidentifikasi dan melakukan tagging sub-kegiatan prioritas dari berbagai sektor—mulai dari pertanian, energi dan industri, kesehatan, hingga pariwisata—dengan pendekatan analisis GEDSI. Sub-kegiatan yang dipilih akan dianalisis lebih lanjut untuk memastikan adanya akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat yang setara bagi semua kelompok, termasuk perempuan, penyandang disabilitas, lansia, dan kelompok rentan lainnya.
“Selama ini program pemerintah dan NGO sering berjalan sendiri-sendiri. Melalui forum ini, kita harap semua upaya bisa diintegrasikan dalam satu dokumen kerja bersama,” ujar perwakilan Bappeda dalam sesi diskusi.
Pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian tiga seri pertemuan Pokja GEDSI yang ditargetkan rampung pada pertengahan Juli 2025. Selanjutnya, hasil dari diskusi akan dituangkan ke dalam draft dokumen GEDSI-PRKBI yang menjadi referensi dalam perencanaan pembangunan Kabupaten Lombok Tengah yang inklusif, adil, dan tangguh terhadap perubahan iklim.
Tentang Program INTER-Act:
Program INTER-Act merupakan inisiatif inklusif yang bertujuan mendorong kebijakan dan aksi pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim berbasis hak. Program ini dilaksanakan oleh KONSEPSI NTB dengan dukungan Islamic Relief Swedia.




