Perubahan iklim yang terjadi di Indonesia umumnya ditandai adanya perubahan suhu rerata harian, pola curah hujan, tinggi muka laut, dan variabilitas iklim (misalnya El Niño dan La Niña, Indian Dipole, dan sebagainya). Perubahan ini memberi dampak serius terhadap berbagai sektor di Indonesia, termasuk kesehatan, pertanian, dan perekonomian. Beberapa studi dari beberapa institusi, baik dari dalam maupun luar negeri menunjukkan bahwa iklim di Indonesia mengalami perubahan sejak tahun 1960.
Potensi bahaya perubahan iklim untuk sektor air adalah perubahan pola curah hujan dan peningkatan suhu. Data potensi bahaya tersebut diperoleh dari hasil kajian sektor iklim. Data perubahan pola curah hujan dan kenaikan suhu yang merupakan potensi bahaya perubahan iklim sektor air dalam hal ini sudah memuat data akibat langsung perubahan iklim berupa peningkatan intensitas dan frekuensi kejadian iklim ekstrim.
Berdasarkan kondisi tersebut KONSEPSI NTB dan OXFAM bersama ANCP (Australian NGO Corporation) di Indonesia atas dukungan DFAT (Australian Goverment Departement of Foreign Affair and Trade) memfasilitasi kegiatan Pelatihan Penguatan Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Air Dalam Menghadapi Perubahan Iklim Bagi Masyarakat di Kawasan Sembalun. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemerintah desa di kawasan Sembalun yang berkaitan dengan strategi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air serta mendorong partisipasi masyarakat dan pemerintah desa untuk melakukan praktik baik dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Air Dalam Menghadapi Perubahan Iklim.
Kegiatan ini dihadiri oleh kalangan masyarakat Sembalun dari 6 desa, baik dari perangkat desa, organisasi kepemudaan, termasuk juga para pengelola air yang terdapat di wilayah Sembalun. Selain itu, didukung oleh Kepala Bidang Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lombok Timur, M. Tohri Habibi, S.STP, M.H. sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut.
Pada kegiatan tersebut juga disepakatinya rencana tindak lanjut untuk melakukan penanaman bibit pohon di titik-titik sumber mata air di Kawasan Sembalun. Hal itu merupakan upaya untuk memperkuat proses reproduksi mata air dan wilayah resapan sehingga akan berdampak pada pengurangan risiko ancaman krisis air yang terjadi di Kawasan Sembalun. Upaya ini menjadi bukti komitmen KONSEPSI dengan melibatkan berbagai pihak untuk mendorong langkah-langkah adaptif dalam menghadapi perubahan iklim.
Written : Rizwan Rizkiandi