KONSEPSI NTB menggelar Diskusi Berbagi Pengalaman dan Pembelajaran Mengenai Aksi Iklim Berbasis Lokal dengan Mitra VCA (Voice for just Climate Action) di Indonesia.
Kegiatan diskusi daring melalui zoom pada Senin (31/10/2022) lalu itu merupakan rangkaian dari pelaksanaan program Inclusiveness Climate Knowledge Management Network (Inclick-MNet) melalui South South North (SSN) atas dukungan Kementerian Hubungan Luar Negeri Belanda.
Beberapa peserta perwakilan lembaga yang terlibat dalam diskusi ini dari SPEAK Indonesia, Provinsi DKI Jakarta. Lembaga dari Provinsi NTT diwakili oleh Koalisi Sipil, Koalisi KOPI, Koalisi Pangan Baik, Koalisi ADAPTASI.
Provinsi Papua diwakili Yayasan Alfon Suwada Asmat (YASA) di Kabupaten Asmat, Pt PPMA di Kabupaten Jayapura, Kelompok Perempuan Ingger Wewal di Kabupaten Jayapura.
Panah Papua, yang beranggotan PERDU dan PIONER Tanah Papua mewakili Provinsi Papua Barat. Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA) mewakili CSO Nasional untuk ke empat kabupaten, yakni Teluk Bintuni, Tambrauw, Asmat dan Jayapura.
Perwakilan lembaga mitra konsorsium C4ledger, yang beranggotakan KONSEPSI, TRANSFORM, YPPS Flores Timur, Bengkel APPEK Kupang, LP2M Sumatera Barat, dan YKWS Lampung juga turut hadir dalam diskusi daring tersebut.
Tujuan diskusi daring ini untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran dalam pelaksanaan program yang sudah dilaksanakan sampai dengan saat ini.
Praktik cerdas lokal tentang ketahanan iklim apa yang akan didorong oleh mitra lokal; atau yang sudah ada di masyarakat tetapi belum dipromosikan oleh mitra lokal.
Selain itu, tujuannya untuk memotret kebijakan apa saja yang terkait dengan ketahanan dan adaptasi iklim yang ada di level kabupaten dan provinsi di lokasi mitra melakukan pendampingan.
Arti dari HIVOS pada sambutannya menyampaikan bahwa diskusi yang dilakukan itu merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya tentang kegiatan forum Mitra VCA, baik konteks perkotaan dengan pedesaan juga, termasuk NTT, Jakarta dan Papua.
Direktur KONSEPSI NTB, Mohammad Taqiuddin dalam pengantarnya memberikan penjelasan dan gambaran singkat tentang kegiatan yang dilakukan.
Menurut Pak Taqi, sapaan akrab akademisi Universitas Mataram ini bahwa secara umum diskusi bertujuan untuk mengetahui kemajuan kerja VCA Indonesia berdasarkan konteks lokal di lokasi sasaran sebagai persiapan menuju Annual CSO Forum pada akhir November 2022 lalu.
Secara khusus, lanjut Pak Taqi, tujuan dari kegiatan ini adalah mengumpulkan wawasan dari mitra lokal anggota VCA Indonesia tentang pengalaman dan pembelajaran tentang praktik solusi iklim berbasis lokal dalam konteks lokal dengan berbagai pendekatan.
“Berbentuk lokal, pendekatannya berbasis hak, pendekatan gender dan inklusi sosial, gerakan menghubungkan dan lain sebagainya. Untuk mengidentifikasi praktik cerdas lokal tentang ketahanan iklim yang akan didorong oleh mitra lokal, atau sudah ada di masyarakat, tetapi belum dipromosikan oleh mitra lokal,” jelasnya Pak Taqi.
Aliansi VCA ini terbagi atas bagian masing-masing organisasi dan komunitas berada pada tingkatan paling dalam. Intern koalisi dalam provinsi yang sama. Misalnya di Papua, Papua Barat, NTT, Jakarta dan Jogja.
Aliansi dan Mitra VCA di Indonesia berada di 5 wilayah di Indonesia seperti Jakarta, Jogja, NTT, Papua dan Papua Barat. VCA secara Global berada pada 7 Negara yang sasarannya sudah berada di jalur Internasional.[]
Teks: Hari
Foto: Nanda