KONSEPSI NTB Dorong Kelembagaan Inklusif di Tingkat Komunitas Melalui Kegiatan Penyamaan Persepsi di Dua Desa Penyangga Hutan Rinjani

KONSEPSI NTB Dorong Kelembagaan Inklusif di Tingkat Komunitas Melalui Kegiatan Penyamaan Persepsi di Dua Desa Penyangga Hutan Rinjani

Lombok Tengah, 19–20 Mei 2025 — Penguatan peran perempuan dalam pengelolaan sumber daya alam menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan lingkungan yang adil dan partisipatif. Sebagai bagian dari upaya ini, KONSEPSI NTB dengan dukungan dari The Asia Foundation menyelenggarakan kegiatan Penyamaan Persepsi Kelembagaan Kelompok di dua desa penyangga kawasan hutan Rinjani: Desa Aik Berik (19 Mei) dan Desa Karang Sidemen (20 Mei).

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Women Forest Defender, yang bertujuan mendorong transformasi kelembagaan kelompok masyarakat pengelola hutan agar lebih responsif gender, partisipatif, dan inklusif. Program ini mengakui bahwa perempuan memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan melalui praktik-praktik seperti pengelolaan hasil hutan bukan kayu, pertanian berkelanjutan, serta konservasi lokal. Namun, peran tersebut sering kali tidak tercermin dalam struktur kelembagaan formal di tingkat komunitas.

Memperkuat Kesadaran dan Aksi Kolektif

Melalui kegiatan penyamaan persepsi ini, KONSEPSI NTB ingin membangun pemahaman bersama antar anggota kelompok, baik laki-laki maupun perempuan, tentang pentingnya restrukturisasi kelembagaan yang memungkinkan keterlibatan aktif perempuan dalam proses pengambilan keputusan. Kegiatan berlangsung selama dua hari dan diikuti oleh lebih dari 50 peserta gabungan dari kedua desa, termasuk perwakilan kelompok masyarakat, pemerintah desa, dan KPH Pelangan Pastura.

Agenda kegiatan mencakup:

  • Pemaparan program Women Forest Defender dan urgensi kelembagaan inklusif,
  • Diskusi kelompok mengenai pengalaman, tantangan, dan peluang dalam pengelolaan kelembagaan kelompok,
  • Perumusan rencana tindak lanjut, termasuk penyusunan draft awal struktur kelembagaan baru yang lebih inklusif terhadap perempuan.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Aik Berik menekankan pentingnya pendekatan yang melibatkan semua unsur masyarakat. “Kita tidak bisa bicara soal kelestarian hutan tanpa memastikan seluruh warga punya ruang untuk berpartisipasi. Perempuan harus diberi tempat dalam pengambilan keputusan,” tegasnya.

Capaian dan Harapan

Dari rangkaian kegiatan ini, sejumlah capaian utama berhasil dirumuskan:

  • Meningkatnya kesadaran anggota kelompok terhadap pentingnya prinsip kesetaraan dan keadilan gender dalam pengelolaan sumber daya alam.
  • Teridentifikasinya tantangan struktural dan sosial yang menghambat partisipasi perempuan.
  • Disepakatinya draft awal restrukturisasi kelembagaan yang lebih terbuka dan mengakomodasi peran perempuan.

Kegiatan ini juga membuka ruang dialog lintas aktor antara masyarakat, pemerintah desa, dan perwakilan KPH untuk membangun sinergi dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

Komitmen Jangka Panjang

KONSEPSI NTB menegaskan bahwa kegiatan ini bukanlah akhir, melainkan bagian dari proses berkelanjutan untuk mewujudkan kelembagaan lokal yang inklusif. Melalui pendekatan partisipatif dan responsif gender, diharapkan kelompok-kelompok masyarakat di wilayah penyangga hutan dapat memainkan peran aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus memperkuat posisi perempuan sebagai pengambil keputusan di ruang-ruang strategis komunitas mereka.

Bagikan Tulisan ini:

Berikan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lihat Artikel lainnya

Berlangganan Berita Kami

Jangan lewatkan Update Kegiatan-kegiatan terbaru dari Kami

Having Computer issues?

Get Free Diagnostic and Estimate From Computer Specialist!