Memasuki musim penghujan yang belakangan ini rutin berlangsung di sebagian wilayah di Provinsi NTB, salah satu ancaman bencana yang perlu diwaspadai adalah risiko banjir dan longsor. Selain itu, ada angin ribut dan puting beliung.
Untuk mengelola risiko dan dampak yang mungkin timbul akibat bencana hidrometeorologi itu, KONSEPSI NTB atas dukungan Caritas Germany mengajak BPBD NTB dan Forum PRB Se NTB berkolaborasi menggelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Pengurangan Risiko Bencana yang berlangsung di Mataram, selama dua hari mulai tanggal 20-21 Oktober 2020.
Selain agenda itu, pertemuan Rakorda yang melibatkan seluruh komponen pengambil kebijakan mulai kabupaten sampai provinsi akan fokus memperkuat strategi kerjasama para pihak mendorong implementasi misi NTB Yang Tangguh dan Mantap.
Seperti dikemukakan Direktur KONSEPSI, Dr. Moh. Taqiuddin, momentum pertemuan Rakor menjadi titik balik seluruh elemen menata kembali rencana aksi masyarakat untuk pengurangan risiko bencana. “Kita harus serius dan punya rencana yang jelas terkait PRB di NTB mengingat pengalaman pasca gempa 2018 dan di tambah lagi Pandemi Covid 19, desain strategi NTB menghadapi mitigasi bencana belum berjalan maksimal,”tegasnya.
Meski NTB telah memiliki Perda NTB No 9 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Bencana yang menjadi pijakan hukum agenda PRB, namun sampai saat ini belum ada aturan pelaksanaan Perda yang dapat menjadi acuan para pihak untuk implementasi target PRB yang lebih terarah dan berkelanjutan.
Oleh karena itu, salah satu agenda Rakorda yang cukup penting, lanjut Dr. Moh. Taqiuddin, membahas detail aksi Forum PRB Provinsi yang merupakan kelembagaan formal mandat dari Perda terkait implementasi misi NTB Tangguh dan Mantap.
Kegiatan yang rencana dibuka langsung Gubernur NTB Dr. Zulkifliemansyah itu mengundang pembicara kunci dari BNPB dan para pembicara panel dari praktisi dan akademisi.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur sekaligus mengukuhkan kepengurusan Forum PRB Provinsi NTB masa bakti 2020-2025.
Written by : Hairul Anwar
