KONSEPSI NTB terus mendorong inisiatif dan upaya organisasi perangkat daerah (OPD) dalam tata kelola data dan informasi kebencanaan berbasis komunitas. Sistem digital yang sedang dibangun itu juga diharapkan dapat saling terintegrasi.
Melalui Program SIAP SIAGA, KONSEPSI NTB yang berkonsorsium dengan Mitra Samya bekerjasama dengan BPBD NTB dan Diskominfotik NTB merancang suatu panduan flowchart atau diagram alur pengelolaan data dan informasi kebencanaan berbasis komunitas.
Produk utama dari rancangan tersebut adalah platform dashboard Desa Tangguh Bencana (Destana) yang akan terintegrasi dengan pedoman Sistem Informasi Kebencanaan (SIK) yang saat ini sedang disusun oleh pemerintah daerah.
“Harapannya produk platform ini menjadi rumah bersama data dan informasi bagi seluruh inisiatif perencanaan dan hasil-hasil dari program dan kegiatan pembangunan ketangguhan berbasis desa,” kata Manager Program SIAP SIAGA, Hairul Anwar pada kegiatan yang bertajuk Konsultasi Publik Rancangan Platform Pengelolaan Data dan Informasi Kebencanaan Berbasis Komunitas (Dashboard Destana) Provinsi NTB yang digelar pada hari Selasa, 29 November 2022 kemarin di Hotel Santika Mataram.
Salah satu pemateri dalam kegiatan ini adalah Kabid PTIK Diskominfotik NTB, Yasrul. Sebagai salah satu tim perancang, Yasrul memaparkan tentang konsep dan hasil rancangan Dashboard DESTANA.
Dia menjelaskan di dalam aplikasi Destana ini nantinya melibatkan tiga sasaran pengguna sistem. Pertama, publik dapat mengakses data desa yang meliputi profil, program kegiatan dan laporan bencana.
Kedua, admin desa yang bertugas untuk menginput data-data desa berupa profil desa, penilaian Destana, program kegiatan, serta laporan kejadian bencana.
Kemudian yang ketiga, tim penilai Destana melalui sistem ini juga dapat melakukan penilaian untuk desa yang akan masuk kategori desa tangguh bencana.
“Anda dapat melihat data desa yang termasuk desa tangguh bencana, laporan kejadian bencana dan program kegiatan yang dilaksanakan di desa tertentu,” paparnya Yasrul.
Supervisor Pusdalops PB BPBD Provinsi NTB, Made Sastra Widhana yang hadir sebagai narasumber penanggap dalam kegiatan ini berharap upaya pembangunan SIK bisa dijadilan sumber data yang komprehensif dan berkelanjutan.
“Harapannya, mari kita bangun SIK ini dengan cara dikawal dan ada admin di SIK ini yang dapat memberikan data yang akurat. Ini bisa jadi sumber data yang komprehensif dan berkelanjutan. Walaupun pegawai di OPD itu pindah, tapi sistem data ini bisa dipakai seterusnya,” ucapnya.
Sedangkan Analis Perencana Madya Bappeda NTB, Lalu Satria Utama menanggapi sistem data dan informasi yang sedang diupayakan ini sudah sesuai dengan perencanaan pembagunan yang tematik, holistik, integrasi dan spasial (TEHIS) serta sesuai regulasi yang ada.
“Apa yang menjadi upaya dari teman-teman sudah mencakup dari regulasi yang kita punya. Harapan kita ke depan, seluruh desa di NTB ini masuk kategori Destana,” ungkapnya.
Sebagai informasi, tujuan dari pertemuan konsultasi publik ini untuk menghimpun masukan dan pandangan dari pemangku kepentingan lintas aktor terhadap desain flowchart dan ketersediaan data dan informasi dashboard, baik di level kabupaten maupun provinsi yang terkait dengan kebencanaan berbasis desa.
Sebanyak 43 orang peserta yang diundang hadir dalam kegiatan konsultasi publik ini termasuk OPD, perwakilan NGO, pemerintah desa dan pengurus Tim Siaga Bencana Desa (TSBD) di 4 lokasi pelaksanaan program.*
Pewarta: Hari
Keterangan foto: Konsultasi Publik Rancangan Platform Pengelolaan Data dan Informasi Kebencanaan (dok Nanda).
