Pada Sabtu, 26 April 2025, Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi tuan rumah peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025, yang diselenggarakan di Graha Bhakti Praja, Kantor Gubernur NTB, Mataram. Tahun ini, peringatan HKB mengusung tema nasional “Siap untuk Tangguh, Selamat untuk Semua”, sebagai bagian dari gerakan nasional “Siap untuk Selamat”. Kegiatan ini dihadiri oleh Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal, S.IP., M.Si., serta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, S.Sos., M.M., yang datang langsung dari Jakarta untuk memberikan dukungan terhadap kegiatan kesiapsiagaan ini.
Kegiatan ini mencatatkan sejarah dengan memecahkan Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dan meraih rekor internasional dalam kategori Simulasi Evakuasi Bencana dengan Peserta Terbanyak. Sebanyak 7.000 sekolah dan melibatkan lebih dari 1,4 juta peserta.
Dalam sambutannya, Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal, S.IP., M.Si., menekankan bahwa kesiapsiagaan bencana harus menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Ia menyampaikan, “NTB memiliki potensi luar biasa untuk menjadi destinasi wisata kelas dunia, namun tanpa kesiapsiagaan, itu sama saja seperti membangun rumah megah di atas pasir. Rencana kontinjensi yang kita miliki harus lebih dari sekadar dokumen, tapi harus menjadi sistem yang hidup di seluruh lapisan masyarakat.” Gubernur juga mengingatkan bahwa NTB berada di daerah dengan tingkat risiko bencana yang sangat tinggi, dari gunung berapi aktif hingga ancaman gempa besar. Oleh karena itu, seluruh lapisan baik pemerintah hingga ke warga masyarakat Nusa Tenggara Barat harus paham dan selalu siap siaga terhadap potensi bencana.
Di sisi lain, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memberikan apresiasi terhadap langkah NTB dalam mempromosikan budaya sadar bencana. Ia mengungkapkan, “Apa yang dilakukan NTB menjadi contoh nyata bahwa kesiapsiagaan bencana harus menjadi bagian dari budaya, bukan hanya rutinitas tahunan.”
Peringatan HKB 2025 ini juga membawa sejumlah pesan penting untuk masyarakat, di antaranya untuk melakukan simulasi evakuasi mandiri, menyusun rencana tanggap darurat keluarga, mengenali risiko bencana di sekitar tempat tinggal, dan memperkuat jejaring komunitas tangguh bencana. Pesan-pesan tersebut bertujuan untuk membangun kesadaran kolektif dan meningkatkan kesiapan dalam menghadapi risiko bencana.
Selain simulasi evakuasi, acara HKB 2025 juga diwarnai dengan Bazaar Kesiapsiagaan yang melibatkan berbagai lembaga dan komunitas. Salah satu peserta yang memeriahkan acara Bazaar Kesiapsiagaan adalah Konsepsi NTB, yang menampilkan beragam buku, modul, dan materi edukasi terkait mitigasi risiko bencana serta perubahan iklim. Kehadiran Konsepsi NTB di bazaar memberikan kesempatan bagi pengunjung yang hadir untuk memperkaya pengetahuan mereka seputar kebencanaan.
Dengan suksesnya penyelenggaraan kegiatan ini, NTB tidak hanya menegaskan diri sebagai destinasi wisata kelas dunia, tetapi juga sebagai provinsi yang tangguh dan siap menghadapi berbagai ancaman bencana.
1 Comment
This is so helpful. Looking forward to your next post!