Pemasangan dan Pelatihan Alat Pengukur Curah Hujan untuk Meningkatkan Kesiapsiagaan Desa

Pemasangan dan Pelatihan Alat Pengukur Curah Hujan untuk Meningkatkan Kesiapsiagaan Desa

KONSEPSI NTB bersama BMKG NTB baru-baru ini melaksanakan kegiatan pemasangan dan pelatihan alat pengukur curah hujan sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan terhadap perubahan iklim dan bencana banjir. Kegiatan ini dilakukan atas kerjasama dengan OXFAM bersama ANCP (Australian NGO Corporation) di Indonesia atas dukungan DFAT (Australian Government Departement of Foreign Affair and Trade) dalam rangka memperkuat sistem pengamatan cuaca di tingkat desa.

Pemasangan alat pengukur curah hujan dilakukan di lokasi strategis yang telah ditentukan bersama-sama oleh pihak desa dan Tim Siaga Bencana Desa (TSBD) yang ditugaskan sebagai Person in Charge (PIC). Alat pengukur yang dipasang memiliki cara kerja sederhana dan mudah digunakan untuk mengetahui curah hujan harian yang diterima oleh wilayah tersebut.

Selain pemasangan alat, dilakukan juga pelatihan kepada petugas desa dan perwakilan TSBD mengenai cara mengoperasikan dan melaporkan data yang diperoleh dari alat tersebut. Pelatihan mencakup pemahaman tentang tanda-tanda awal cuaca ekstrem, cara penggunaan alat, dan mekanisme pelaporan curah hujan harian.

Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Klimatologi NTB, Restu Patria Megantara mengungkapkan pentingnya langkah ini dalam mendukung upaya desa menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim, terutama dalam upaya menghadapi potensi Banjir. “Pemasangan alat pengukur curah hujan dan pelatihan ini merupakan langkah strategis untuk memahami dan merespons perubahan cuaca dengan lebih cepat dan tepat. Dengan melibatkan masyarakat setempat, kami berharap dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan mengurangi risiko bencana banjir” ujarnya.

Proyek Improvement Community Anticipatory Action (I CAN ACT) di Kabupaten Lombok Timur mendapatkan apresiasi dari masyarakat desa yang merasa bahwa langkah ini dapat memberikan manfaat signifikan dalam menjaga keselamatan dan keberlanjutan hidup mereka. Selain itu, diharapkan bahwa data yang dikumpulkan dari alat pengukur curah hujan ini juga dapat menjadi sumber informasi lebih lanjut mengenai pola cuaca di wilayah tersebut untuk membaca potensi terjadinya banjir.

Dengan pemasangan alat pengukur curah hujan dan pelatihan yang telah dilakukan, Desa Obel-Obel, Desa Belanting dan Desa Darakunci menunjukkan komitmen mereka untuk menjadi lebih tangguh dan adaptif terhadap perubahan iklim, serta mengurangi risiko bencana banjir yang mungkin terjadi di masa depan.

Bagikan Tulisan ini:

Berikan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lihat Berita lainnya

Berlangganan Berita Kami

Jangan lewatkan Update Kegiatan-kegiatan terbaru dari Kami

Having Computer issues?

Get Free Diagnostic and Estimate From Computer Specialist!