KONSEPSI – Nurjanah tampak sibuk menyiapkan alat dan bahan untuk pengolahan kelapa. Sejurus kemudian, tangannya mulai memarut satu demi satu kepingan buah kelapa yang sudah dikupas. Bergantian dengan temannya, dia mengisi ember-ember kosong dengan hasil parutan kelapa.
Nurjanah adalah penyandang disabilitas Tuna Daksa asal Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara. Meski memiliki keterbatasan fisik, perempuan paruh baya ini tak canggung untuk mengikuti pelatihan pembuatan minyak Virgin Coconut Oil (VCO) bersama peserta perempuan lain yang kebanyakan non disabilitas.
Selain Nurjanah, ada empat orang perempuan penyandang disabilitas yang juga ikut menjadi peserta pelatihan yang diampu para tenaga pelatih dari Lembaga Inkubasi Bisnis dan Inovasi (KUBINOV) Universitas Mataram.
Mereka bergabung dengan sepuluh orang anggota rumah tangga perempuan non disabilitas dari desa Malaka dan desa tetangga, Pemenang Barat, mengikuti praktek mengolah buah kelapa menjadi minyak VCO selama tiga hari, mulai 28-30 Juli 2022 di aula MA Nurul Yakin, Desa Malaka.
Sebelum praktek, peserta dibekali dengan pemahaman mengenali karakter, jenis, dan kualitas buah kelapa sebagai bahan baku pembuatan minyak VCO
“Tumben saya dilibatkan dalam kegiatan pelatihan yang begini ini,” ungkap Nurjanah merujuk pada pelatihan pembuatan VCO.
Dia menuturkan sehari-hari bekerja sebagai pedagang ikan saat sedang musim tiba. Namun aktivitasnya itu telah lama berhenti semenjak Pandemi COVID-19 menimpa kampunya.
Tanpa pikir panjang, Nurjanah pun mengiyakan saat tetangganya mengajaknya untuk ikut belajar keterampilan membuat minyak VCO. “Saya juga ingin memiliki usaha lain di desa agar punya peluang penghasilan baru,“ katanya.
Perasaan senada juga dituturkan oleh Huriah, peserta lain dari Desa Pemenang Barat. Menurutnya pembuatan minyak VCO selain memiliki manfaat untuk kesehatan juga memiliki prospek cukup menjanjikan jika dijadikan sebagai usaha bersama.
“Pontensi kelapa di Lombok Utara juga cukup melimpah, sehingga tidak sulit untuk didapatkan. Apalagi pohon kelapa ini tidak mengenal musim berbuah,” kata kader PKK Desa Pemenang Barat ini.
Lebih jauh, Huriah berharap, setelah pelatihan ini, ia dan kelompoknya bisa terus didampingi dalam hal izin usaha dan juga dibantu pemasarannya agar bisa menjangkau pangsa pasar yang lebih luas.
Pelatihan tersebut difasilitasi oleh Program SIAP SIAGA yang dilaksanakan Konsorsium KONSEPSI NTB dan Mitra Samya atas dukungan pendanaan dari Pemerintah Australia bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia.
Kegiatan ini menyasar anggota rumah tangga perempuan dan penyandang disabilitas di pedesaan, kegiatan itu dimaksudkan sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi pasca Pandemi COVID-19.
Sebelumnya secara terpisah, Hasrina Muliawan dari Tim KPL SIAP SIAGA yang berkesempatan hadir meninjau kegiatan pelatihan, mengatakan keterampilan yang diperoleh merupakan modal soft skill yang menopang ketangguhan bagi penerima manfaat yang sewaktu-waktu dapat berguna tatkala tekanan dan bahaya bencana terjadi.
“Bila bencana datang, setidaknya ada bekal keterampilan yang diandalkan untuk memulihkan kondisi penghidupan,“ jelasnya.