Refleksi Kolektif INTER-ACT: Menyusun Jejak, Merancang Arah untuk Ketahanan Iklim yang Inklusif

Refleksi Kolektif INTER-ACT: Menyusun Jejak, Merancang Arah untuk Ketahanan Iklim yang Inklusif

Mataram, 30 Juni 2025 — Menjelang berakhirnya masa implementasi Program INTER-ACT (Inclusive Tackling toward Ecosystem-based Resilience in Alerted Climate Threats) pada Juli 2025, KONSEPSI NTB bersama Islamic Relief Swedia (IRSW) menggelar Lokakarya Pembelajaran dan Praktik Baik yang berlangsung di Hotel Santika, Kota Mataram.

Kegiatan ini menjadi ruang penting untuk menghimpun pembelajaran, mengidentifikasi praktik baik, serta merumuskan rekomendasi kolaboratif demi keberlanjutan upaya adaptasi dan ketahanan iklim yang inklusif di Kabupaten Lombok Tengah.

Menyoroti Dampak Nyata dan Praktik Baik

Selama sesi lokakarya, para peserta merefleksikan proses perubahan yang telah terjadi di dua desa dampingan program—Desa Sukadana dan Desa Segala Anyar, Kecamatan Pujut. Berbagai cerita muncul, mulai dari penguatan kapasitas kelompok marjinal (petani kecil, perempuan, penyandang disabilitas), pengorganisasian aksi adaptasi berbasis komunitas, hingga langkah-langkah advokasi yang mulai bergaung ke tingkat kebijakan daerah.

Beberapa praktik baik yang teridentifikasi antara lain:

  • Integrasi isu keadilan iklim ke dalam perencanaan pembangunan desa dan kabupaten
  • Penguatan kapasitas kelompok MSI (Masyarakat Sipil Inklusif) dalam produksi dan pengelolaan usaha berkelanjutan
  • Pelibatan aktif perempuan dan penyandang disabilitas dalam musyawarah pembangunan desa
  • Kolaborasi lintas sektor melalui POKJA PRKBI dan GEDSI dalam menyusun arah kebijakan yang lebih inklusif

Rekomendasi untuk Keberlanjutan

Diskusi interaktif juga menghasilkan sejumlah rekomendasi penting, antara lain:

  • Perlunya penguatan kelembagaan komunitas pasca program agar proses advokasi tetap berjalan
  • Integrasi strategi GEDSI secara sistematis dalam dokumen perencanaan daerah
  • Pengembangan kebijakan berbasis data dan pengalaman lapangan, bukan hanya pendekatan top-down
  • Pentingnya alokasi anggaran desa dan kabupaten untuk mendukung ketahanan iklim berbasis komunitas

Komitmen Bersama untuk Masa Depan

Perwakilan dari IRSW memberikan umpan balik terhadap capaian program, sekaligus menyampaikan apresiasi atas pendekatan kolaboratif yang dibangun oleh KONSEPSI NTB bersama para pemangku kepentingan lokal.

“Kami melihat banyak capaian transformasional di tingkat komunitas yang menjadi fondasi kuat untuk keberlanjutan program. Proses seperti ini penting untuk diperkuat agar dampaknya tidak berhenti saat program berakhir,”ungkap salah satu perwakilan IRSW dalam sesi penutupan.

Lokakarya ini juga menjadi bagian dari rangkaian akhir program INTER-ACT, yang akan ditutup secara resmi pada Juli 2025 setelah hampir dua tahun diimplementasikan di Lombok Tengah.

Tentang INTER-ACT

Program INTER-ACT merupakan kemitraan KONSEPSI NTB dengan Islamic Relief Swedia dan dukungan ForumCiv, yang bertujuan membangun ketahanan komunitas terhadap perubahan iklim melalui pendekatan inklusif dan berbasis ekosistem.

Bagikan Tulisan ini:

Berikan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lihat Artikel lainnya

Berlangganan Berita Kami

Jangan lewatkan Update Kegiatan-kegiatan terbaru dari Kami

Having Computer issues?

Get Free Diagnostic and Estimate From Computer Specialist!