Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan koordinasi dalam menghadapi potensi bencana banjir, KONSEPSI bekerjasama dengan OXFAM bersama ANCP (Australian NGO Corporation) di Indonesia atas dukungan DFAT (Australian Government Departement of Foreign Affair and Trade) melakukan kegiatan Table Top Exercise (TTX) Simulasi Koordinasi untuk Peringatan Dini dan Aksi Dini bencana banjir. Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi proaktif untuk mengurangi dampak buruk dari bencana banjir yang kerap menghantam wilayah Sambelia, Kabupaten Lombok Timur.
Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Serba Guna Desa Belanting, pada Kamis, (29/2/2024). Peserta dalam kegiatan ini terdiri dari berbagai instansi pemerintah dari tingkat Provinsi hingga Desa, Tim Siaga Bencana Desa (TSBD), Kantor Pos Selong, TNI dan Polri serta perwakilan Masyarakat. Simulasi koordinasi ini difasilitasi oleh PMI Lombok Timur.
Skenario simulasi yang disusun oleh Fasilitator didasarkan pada prediksi cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan banjir di Desa Obel-Obel, Desa Belanting dan Desa Dara Kunci Kecamatan Sambelia. Ketika informasi cuaca dari BMKG mengindikasikan potensi bencana banjir, tim koordinasi peringatan dini segera bergerak. Mereka mengambil langkah-langkah untuk mendeteksi potensi banjir dengan menggunakan data cuaca yang diterima, serta memberikan peringatan dini kepada masyarakat di wilayah terdampak. Koordinasi yang cepat dan efektif antara BMKG dan lembaga terkait lainnya menjadi kunci dalam menyampaikan informasi yang akurat dan cepat kepada masyarakat.
Selanjutnya, tim aksi dini mulai bergerak sesuai dengan peran masing-masing. Tim mulai melakukan peringatan dini, mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, dan menyiapkan masyarakat untuk melakukan evakuasi dini. Selain itu, dalam Program Improvement Community Anticipatory Action (I CAN ACT) juga akan dilaksanakan bantuan Cash Transfer Program (CTP) bagi Masyarakat rentan. Bantuan ini disalurkan melalui PT. Pos Selong dan akan didistribusikan ketika sudah ada peringatan dini dan ambang batas yang telah disepakati sebelumnya telah terpenuhi. Kesiapan dan koordinasi antarinstansi menjadi faktor penentu dalam meminimalkan dampak bencana dan menyelamatkan nyawa manusia.
Pada saat pelaksanaan simulasi, TSBD bertugas untuk mendeteksi potensi banjir secara cepat dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat. Sementara itu, Pemerintah Desa ditugaskan untuk mengambil langkah-langkah konkrit dalam mengurangi dampak bencana dan mengarahkan masyarakat melakukan evakuasi dini. Sementara itu, instansi pemerintah yang lain bertugas untuk mengerahkan sumberdaya yang diperlukan dalam menghadapi potensi bencana banjir.
Simulasi terpadu peringatan dini dan aksi antisipasi bencana banjir ini menjadi langkah konkret dalam mempersiapkan diri menghadapi ancaman bencana banjir dimusim hujan saat ini. Diharapkan, upaya ini akan membantu mengurangi kerugian dan melindungi masyarakat dari dampak yang merugikan akibat bencana banjir.
Dalam kegiatan ini juga sekaligus dilakukan penyerahan bantuan logistik kesiapsiagaan kepada TSBD di 3 Desa. Peralatan yang diberikan seperti, jas hujan, tandu, helm, headlamp, dan sepatu boots. Penyaluran bantuan logistic ini juga termasuk rambu evakuasi, yang membantu memandu masyarakat melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman. Rambu ini mempermudah koordinasi dan pengorganisasian proses evakuasi, serta mengurangi risiko kesalahan navigasi selama situasi darurat.