Workshop Pemahaman Dan Pengolahan Data Proyeksi Iklim Tahun 2025-2045 di Kabupaten Lombok Tengah

Workshop Pemahaman Dan Pengolahan Data Proyeksi Iklim Tahun 2025-2045 di Kabupaten Lombok Tengah

Proyeksi iklim merupakan salah satu pendekatan untuk memprediksi kondisi bumi di masa mendatang akibat perubahan ikliimber dasarkan historis dan model iklim. Proyeksi ini digunakan untuk memahami potensi perubahan iklim di masa depan, termasuk perubahan suhu, curah hujan, pola angin, dan fenomena iklim ekstrem. Proyeksi iklim membantu dalam perencanaan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, seperti:perencanaan infrastruktur, perencanaan strategi pertanian, perencanaan dalam pengelolaan sumber daya air hingga membantu pembuatan kebijakan dalam merumuskan strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim diseluruh sektor kehidupan.

Keterbatasan keterampilan terkait pengolahan data memungkinkan terjadinya kesalahan interpretasi informasi, terlebih informasi iklim memiliki kompleksitas yang cukup tinggi. Oleh karena itu, para peneliti, pembuat kebijakan, dan praktisi perlu dilengkapi dengan kemampuan untuk mengelola, menganalisis, dan menginterpretasikan data proyeksi iklim secara efektif.

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Program INTER-ACT KONSEPSI dengan Islamic Relief Swedia melalui pendanaan ForumCIV telah memfasilitasi kegiatan Workshop Pemahaman dan Pengolahan Data Proyeksi Iklim untuk Mengembangkan Aksi Ketahanan Iklim Kabupaten Lombok Tengah pada Selasa – Kamis, 17 s.d 19 September 2024.

Peserta dari dari kegiatan ini adalah perwakilan pengampu kepentingan terdiri dari Perangkat Daerah dan NGO serta perwakilan komunitas dampingan program di kabupaten Lombok Tengah, dengan Narasumber ;Kepala Stasiun Klimatologi BMKG NTB, BAPPERIDA Kabupaten Lombok Tengah.

Dalam sesi pengantar kegiatan, Program Manager INTER-ACT, Hairul Anwar mengatakan “Kegiatan ini merupakan inisiasi BAPPERIDA atas dukungan projek KONSEPSI dan Islamic Relief, dengan bekerjasama dengan BMKG untuk memberikan satu dorongan dalam rangka mengkapasitasi para pemangku kebijakan untuk membangun dan berkolaborasi dalam aksi ketahanan iklim berkelanjutan di Kabupaten Lombok Tengah. Dengan salah satu outputnya adalah bagaimana menyebarluaskan aksi ketangguhan iklim melalui pemahaman data proyeksi iklim. Kegiatan ini pun merupakan salah satu rangkaian dalam kerja POKJA PRKBI yang sudah resmi di SK kan oleh Bupati Lombok Tengah.”

Sejalan dengan pengantar Program, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG NTB Nuga Putrantijo berbicara masalah iklim di NTB, “dalam hal ini adalah terkait iklim untuk membandingkan situasi saat ini dan yang akan datang. Perlu kita sadari adalah bahwa iklim ini sudah berubah. Salah satu indicator perubahan iklim adalah kenaikan suhu, dan di NTB ini sudah terjadi. Konfrensi Jenewa kita (dunia) sampai 2050 bersepakat menekan kenaikan suhu 2 derajat, akan tetapi pada juni kemarin sudah naik 1,45 derajat, artinya kurang 0,05 periode untuk menekan sampai 2050. Dibeberapa wilayah terdapat kontradiksi terkait iklim. Jika kita tidak melakukan analisis data dan proyeksi kondisi kita akan semakin tidak terkendali karena tidak berdasarkan data. Terlebih lagi dalam memprediksi iklim dan cuaca, kita juga menghormati kearifan lokal” tutupnya.

Ahmad Samsuriadi, Sekretaris Badan BAPPERIDA Lombok Tengah menyampaikan “Proyeksi iklim memiliki relevansi yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan daerah jangka menengah. Dalam konteks perubahan  iklim global,  informasi prediksi iklim  menjadi dasar yang krusial untuk menyusun strategi adaptasi dan mitigasi yang efektif. Dengan demikian,  proyeksi iklim bukan hanya alat untuk memahami perubahan iklim, tetapi juga merupakan komponen penting dalam perencanaan pembangunan daerah yang berkelanjutan dan tangguh terhadap perubahan iklim.”

Dalam sambutannya, Direktur KONSEPSI NTB, Moh. Taqiuddin menjelaskan “kegiatan ini penting sebagai basis dalam penyusunan RAD, di NTB sendiri saat ini sudah ada program yang menyusun dokumen PRKBI yang memuat dua hal, yaitu strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sampai 2045, sehingga dokumen ini perlu dijabarkan di masing-masing daerah. yang kedua; kegiatan ini merupakan kolaborasi dengan BMKG.”

Lebih lanjut ia mengatakan “ tentunya BMKG sudah memiliki data proyeksi berdasarkan standar yang ditetapkan  IPCC dengan model  menggunakan jalur intensif karbon (SSP5-8.5) sehingga proyeksi ini akan membantu kita untuk menyusun scenario kenaikan suhu. Proyksi kenaikan total NTB 1,08 derajat tingkat kenaikan. Trend kenaikan suhu dan permukaan air laut akan cenderung meningkat jika dilihat dari laporan IPCC  tahun 2022 terbaru. Diperkirakan kenaikan suhu 1,05  lebih tinggi dengan data dasar evolusi industry dengan aktivitas manusia. Dengan trend kenaikan itu diperkirakan krisis iklim (bencana-bencana terkait hidrometeorologi dan oceanography trendnya akan meningkat). BMKG adalah satu-satunya Lembaga yang diberikan kewenangan untuk memandu, mempublikasi data dan informasi terkait dengan iklim, “ tegasnya.

Harapannya selain POKJA PRKBI menjadi aktor kunci di dalam menyusun kebijakan dalam menyusun RAD PRKBI tentunya adalah sebagai langkah awal penyusunan dokumen RAD PRKBI Kabupaten Lombok Tengah.

Bagikan Tulisan ini:

Berikan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lihat Berita lainnya

Berlangganan Berita Kami

Jangan lewatkan Update Kegiatan-kegiatan terbaru dari Kami

Having Computer issues?

Get Free Diagnostic and Estimate From Computer Specialist!