KONSEPSI – BMKG Stasiun Klimatologi Provinsi NTB pada hari Senin, 31 Juli 2023 merilis informasi tentang kondisi terkini cuaca dan iklim yang terjadi di sejumlah wilayah NTB. Laporan dari BPBD Provinsi NTB juga menyebut ada 9 daerah atau kabupaten dan kota yang telah dilanda bencana kekeringan.
BMKG menyebut sifat hujan pada dasarian III Juli 2023 di wilayah NTB didominasi oleh kategori Bawah Normal yang terjadi secara merata di seluruh wilayah NTB.
Monitoring Hari Tanpa Hujan berturut-turut (HTH) provinsi NTB secara umum berada pada kategori ‘Menengah’ (11–20 hari) hingga ‘Panjang’ (21–30 hari).
Namun terdapat beberapa titik yang termonitor dalam kategori ‘Ekstrem Panjang’ (>60 hari), yaitu di pesisir utara Kabupaten Lombok Timur, serta pesisir Utara Kota Bima.
HTH terpanjang tercatat di pos hujan Asakota Kolo, Kota Bima selama 93 hari tanpa hujan.
Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis
Peringatan dini kekeringan meteorologis pada level AWAS terdapat di Kabupaten Lombok Timur, yakni di Kecamatan Sambelia.
Level SIAGA terdapat di Kabupaten Sumbawa, yaitu di Kecamatan Buer, Moyo Utara dan Utan.
Level WASPADA terdapat di Kabupaten Dompu seperti di Kecamatan Dompu, Huu, Kempo, Kilo, Manggalewa, Pajo, Woja; Kabupaten Bima di Kecamatan Belo, Bolo, Donggo, Lambitu, Lambu, Madapangga, Sanggar, Soromandi, Wawo; Kota Bima Kecamatan Raba;
Level WASPADA selanjutnya ada di Kota Mataram, Kecamatan Mataram; Lombok Barat di Kecamatan Batu Layar, Gerung, Kediri, Lembar, Lingsar, Narmada; Kabupaten Lombok Tengah di Kecamatan Janapria, Jonggat, Praya, Praya Barat, Praya Tengah, Praya Timur;
Sementara di Kabupaten Lombok Timur level WASPADA terjadi di Kecamatan Kecamatan Aikmel, Jerowaru, Keruak, Labuhan Haji, Montong Gading, Pringgabaya, Pringgasela, Sembalun, Suela, Sukamulia, Wanasaba; Kabupaten Lombok Utara di Kecamatan Bayan, Gangga, Pemenang, Tanjung;
Untuk level WASPADA di Kabupaten Sumbawa ada di Kecamatan Alas, Alas Barat, Empang, Lape, Lenangguar, Rhee, Unter Iwes; dan Kabupaten Sumbawa Barat, yaitu di Kecamatan Brang Ene, Brang Rea, Jereweh, Maluk, Poto Tano, Seteluk, dan Taliwang.
Himbauan Mitigasi Kekeringan
Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB, Nindya Kirana dan Angga Permana menyatakan di periode musim kemarau ini, masyarakat NTB dihimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien.
Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan yang dapat terjadi di periode musim kemarau ini.
Masyarakat juga diminta dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya guna mengantisipasi periode puncak musim kemarau yang sedang memasuki wilayah NTB, khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan.
“Tetap perhatikan informasi BMKG guna mengantisipasi dampak bencana maupun kerugian dalam perencanaan kegiatan Anda ke depan dan tetap selalu menjaga kesehatan,” katanya dalam rilis tertulis.
Sementara itu, Pusdalops-PB BPBD Provinsi NTB menyebut sampai dengan tanggal 1 Agustus 2023 sebanyak 8 kabupaten dan kota di NTB telah menetapkan status siaga darurat kekeringan tahun 2023.
Sebanyak 9 kabupaten atau kota di Provinsi NTB, yaitu Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima yang melaporkan terjadinya bencana kekeringan. Dan untuk sementara ini hanya Kota Mataram yang tidak melaporkan terdampak kekeringan.
Total sementara yang terdampak bencana kekeringan di NTB, yaitu ada 70 Kecamatan, 339 Desa, 169.441 KK dan 591.890 jiwa.[*]
Pewarta: Harianto
Keterangan foto: Ilustrasi dampak bencana kekeringan di NTB (dok. Istimewa).