Perkembangan Pandemic Covid-19 yang meluas secara global, termasuk di Indonesia menjadikan kejadian tersebut sebagai bencana nasional. Oleh sebab itu semua elemen masyarakat perlu terlibat dalam proses respon terhadap kejadian tersebut sebagai upaya untuk kesiapsiagaan dan pencegahan bencana wabah Covid-19. Konsorsium untuk Studi dan Pengembangan Partisipasi (KONSEPSI) bekerjasama dengan OXFAM melalui program Indonesian Climate Disaster & Resilient Communities (ICDRC) melakukan respon terhadap kejadian Pandemic Covid-19 ini khususnya di kawasan Sembalun Kabupaten Lombok Timur.
Bekerjasama dengan Tim Siaga Bencana Desa (TSBD) yang terdapat di Desa Sembalun Bumbung dan Desa Sembalun Lawang Kecamatan Sembalun Lombok Timur yang merupakan desa dampingan dalam proses implementasi program ICDRC, tim ICDRC – KONSEPSI menyerahkan APD/Hazmat kepada masing-masing komunitas di dua desa tersebut untuk digunakan sebagai alat pelindung diri dalam kegiatan penyemprotan disinfectan yang secara berkala setiap 2 kali dalam seminggu ke seluruh wilayah dusun yang ada di desa. Jumlah APD/Hazmat yang diberikan kepada 2 komunitas tersebut adalah 40 APD, yang dapat dicuci ulang sehingga pemakaian dapat dilakukan berkali-kali, terutama penggunaannya dalam rangka respon penanggulangan COVID-19 di level desa.
Tim Siaga Bencana Desa di Desa Sembalun Lawang dan Sembalun sejauh ini terlibat di level desa sebagai bentuk respon masyarakat dalam mencegah dan menanggulangi penyebaran covid-19 di kawasan ini dan tergabung sebagai bagian Satgas Covid-19. Tim TSBD bergerak secara kolektif bersama komponen lainnya untuk melakukan kontrol di jalur keluar masuk Kecamatan Sembalun, melakukan sosialisasi terkait standar keselamatan diri kepada masyarakat, penyemprotan disinfectan keliling di setiap dusun, dll.
Beberapa tantangan yang dihadapi saat ini yakni masyarakat masih menganggap remeh virus ini sehingga tidak menggunakan SOP Keselamatan dalam rangka menghadapi Covid-19 di dalam aktivitas sehari – hari seperti tidak menggunakan masker, belum bisa menjaga jarak, termasuk juga masih banyaknya masyarakat yang melakukan kerumunan/berkumpul. Selain itu masyarakat yang masuk dalam kategori ODP dan yang mengalami peningkatan status mengalami trauma/stress/depresi maupun tekanan psikologis tersendiri ketika melihat atau didatangi oleh tim medis untuk dilakukan pemeriksaan.
Written by: Rizwan Rizkiandi
Editor: Eko Krismantono