Sebanyak 40 orang peserta terlihat aktif mengikuti kegiatan Musyawarah Antar Desa (MAD) tentang Pembahasan dan Pengesahan Peraturan Bersama Kepala Desa tentang Kerjasama Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Kawasan bertempat di Aula Kantor Desa Akar Akar, Kamis, 20 Januari 2022. Kegiatan MAD itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan dari Program Desa Tangguh Bencana Berbasis Kawasan yang difasilitasi KONSEPSI NTB atas dukungan pendanaan Caritas Germany. Kegiatan yang berlangsung selama setengah hari itu diikuti oleh para pihak mulai dari tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten.
Kegiatan ini sebetulnya bagian dari komitmen bersama untuk memformalkan kerjasama antardesa satu kawasan pada isu Pengurangan Risiko Bencana untuk 3 desa di Kecamatan Bayan yaitu Desa Akar Akar, Desa Andalan, dan Desa Gunjan Asri. Jika ditinjau dari hasil kajian risiko bencananya, kedepan ketiga desa ini telah bersepakat untuk melakukan perencanaan dan pembiayaan bersama terkait 3 ancaman prioritas kawasan yaitu gempa bumi, kekeringan, dan krisis air bersih.
Komitmen itu nampaknya terlihat semakin nyata ketika Pemerintah Desa di 3 desa kawasan ini menyatakan dukungannya sebagaimana yang disampaikan melalui sambutannya pada kegiatan ini. Putra Kelana, Sekretaris Desa Akar Akar misalnya, Ia mencontohkan bahwa ambulans desa yang dimiliki oleh Desa Akar Akar (desa induk), tenyata juga dapat dirasakan manfaatnya oleh dua desa tetangganya yaitu Desa Andalan dan Desa Gunjan Asri. Dua desa tetangga itu, kata Putra Kelana, telah bersepakat memasukkan operasional ambulans desa ke dalam APBDes sebagai bentuk kerjasama 3 desa antar kawasan itu.
Senada dengan hal itu, Pejabat Sementara Kepala Desa Andalan, Ardi dalam sambutannya memberikan respon positif atas kerjasama 3 desa ini dalam isu PRB. Ardi menjelaskan, sebagai desa yang berada dalam satu kawasan, maka upaya penanggulangan bencana di 3 desa ini tidak bisa dilakukan secara sektoral dan parsial. Sebagai contoh, Ia mengingatkan kejadian Gempa Lombok 2018 yang lalu, masyarakat Desa Akar Akar dan Desa Andalan yang berada di pesisir pantai tentu membutuhkan tempat pengungsian di dataran tinggi yaitu di Desa Gunjan Asri. Belajar dari pengalaman gempa 2018 itu, maka kerjasama antar 3 desa ini harus dilakukan, kata Ardi.
Dukungan kerjasama 3 desa kawasan ini juga disambut baik oleh Darmasim selaku perwakilan dari Badan Permusyarawatan Desa (BPD) Gunjan Asri. Darmasim menyebut tiga desa ini memiliki sumber mata air yang sama sehingga dalam perencanaan dan pengelolaannya perlu dilakukan secara bersama. Contoh lainnya, embung yang dimiliki oleh Desa Gunjan Asri ternyata juga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Desa Akar Akar untuk sektor pertanian ketika musim kemarau tiba. Darmasim berharap, dengan adanya Peraturan Bersama Kepala Desa ini, proses kerjasama 3 desa dalam kebencanaan ini tidak berlangsung dalam waktu jangka pendek, melainkan dapat dilakukan dalam jangka panjang.
Selanjutnya, Nurbakti yang merupakan perwakilan dari Pemerintah Kecamatan Bayan juga memberikan dukungan dan apresiasi atas kerjasama 3 desa ini. Nurbakti mengakui bahwa proses kerjasama yang dilakukan 3 desa merupakan pertama kali dilakukan di Kecamatan Bayan. Ia menambahkan, meskipun 3 desa ini sudah mengalami pemekaran wilayah secara administratif, tetapi tidak menghalangi proses untuk membangun kerjasama untuk mengatasi 3 ancaman bencana kawasan yaitu gempa bumi, kekeringan, dan krisis air bersih. Ketika masing-masing desa tidak mampu menanggulangi bencana secara sendiri-sendiri, maka tiga desa ini perlu mengatur atau merencanakan pembiayaan bersama melalui APBDes untuk menanggulangi bencana di 3 desa kawasan.
