KONSEPSI NTB Gelar Workshop Penyusunan Rencana Kontinjensi Banjir di Level Desa

KONSEPSI NTB Gelar Workshop Penyusunan Rencana Kontinjensi Banjir di Level Desa

Lombok Timur — Konsorsium untuk Studi dan Pengembangan Partisipasi (KONSEPSI) NTB, bekerja sama dengan Yayasan Penabulu dan Oxfam, serta didukung oleh Australian NGO Cooperation Program (ANCP) melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT), menggelar Workshop Penyusunan Rencana Kontinjensi untuk menghadapi potensi bencana banjir di tingkat desa.

Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, pada 26–27 Agustus 2025, dan menyasar dua desa rawan banjir di Kabupaten Lombok Timur, yakni Desa Obel-Obel dan Desa Belanting. Workshop ini dilaksanakan satu hari per desa, dengan melibatkan pemerintah desa, Tim Siaga Bencana Desa (TSBD), serta perwakilan masyarakat.

Antisipasi Bencana Melalui Rencana Kontinjensi

Workshop bertujuan untuk menyusun dokumen Rencana Kontinjensi (Renkon) sebagai pedoman bersama dalam menghadapi bencana banjir. Dokumen ini diharapkan menjadi acuan yang efektif dalam membangun desa yang tangguh, inklusif, serta siap siaga menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi, khususnya banjir.

Project Manager KONSEPSI NTB, Rizwan Riskiandi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kajian Participatory Capacity and Vulnerability Assessment (PCVA) yang telah dilakukan sebelumnya.

“Kita harus memiliki persiapan dan perencanaan yang matang untuk mengurangi dampak risiko yang bisa terjadi sewaktu-waktu,” ujar Rizwan.

Pemerintah Desa Apresiasi Inisiatif

Kepala Desa Obel-Obel yang diwakili oleh One Arianto menyambut baik pelaksanaan workshop ini. Menurutnya, kegiatan tersebut sangat bermanfaat dalam memperkuat pemahaman semua pihak terkait peran dan tanggung jawab mereka saat menghadapi situasi darurat.

“Ini menjadi langkah penting bagi desa kami dalam menentukan aksi yang tepat saat terjadi bencana,” ujarnya.

Senada dengan itu, Sekretaris Desa Belanting, Umarhadi, menekankan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat dalam penyusunan dokumen tersebut.

“Hidup berdampingan dengan bencana adalah kenyataan. Namun, risiko dan dampaknya bisa diminimalkan melalui kesiapsiagaan dan perencanaan yang baik, berbasis data dan informasi akurat dari warga,” katanya.

Menggali Pengetahuan Lokal

Fasilitator kegiatan, Muis, menjelaskan bahwa rencana kontinjensi adalah proses penyusunan langkah-langkah penanganan dalam situasi darurat akibat bencana spesifik, dalam hal ini banjir. Dalam proses penyusunan dokumen, pengalaman dan pengetahuan lokal masyarakat menjadi aspek penting yang digali dan diintegrasikan.

“Rencana ini bukan hanya dokumen teknis, tetapi juga hasil refleksi dari pengalaman masyarakat dalam menghadapi banjir selama ini,” jelas Muis.

Menuju Desa Tangguh Bencana

Melalui workshop ini, diharapkan desa-desa yang terlibat dapat memiliki dokumen rencana kontinjensi yang komprehensif dan aplikatif. Dokumen tersebut akan menjadi acuan bagi semua pihak — pemerintah desa, TSBD, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya — dalam mengantisipasi dan merespons bencana banjir secara efektif dan terpadu.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperkuat ketangguhan komunitas dalam menghadapi perubahan iklim dan meningkatkan kapasitas adaptasi masyarakat desa terhadap risiko bencana yang semakin kompleks.

Bagikan Tulisan ini:

Berikan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lihat Artikel lainnya

Berlangganan Berita Kami

Jangan lewatkan Update Kegiatan-kegiatan terbaru dari Kami

Having Computer issues?

Get Free Diagnostic and Estimate From Computer Specialist!