Lombok Tengah, 27 Mei 2025 — Dalam upaya mendorong perencanaan pembangunan yang rendah karbon dan berketahanan iklim, KONSORSIUM UNTUK STUDI DAN PENGEMBANGAN PARTISIPASI (KONSEPSI) NTB menyelenggarakan Bimbingan Teknis Pemanfaatan Aplikasi AKSARA dan Pendekatan Sistem Dinamik pada 26–27 Mei 2025 di Illira Lite Hotel, Penujak, Kabupaten Lombok Tengah.
Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan Program INTER-ACT (Inclusive Tackling toward Ecosystem-based Resilience in Alerted Climate Threats) yang didukung oleh Islamic Relief Swedia dengan pendanaan dari ForumCiv. INTER-ACT sendiri telah diimplementasikan oleh KONSEPSI NTB sejak Juli 2023 di dua desa percontohan: Sukadana dan Segala Anyar di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
Meningkatkan Kapasitas Perangkat Daerah
Bimbingan teknis ini diikuti oleh 42 peserta dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) yang memiliki peran penting dalam perencanaan dan pelaporan pembangunan di Lombok Tengah. Narasumber berasal dari Direktorat Lingkungan Hidup BAPPENAS RI, Bappeda Provinsi NTB, serta akademisi dari Universitas Mataram.
Hari pertama difokuskan pada pengenalan dan praktik penggunaan Aplikasi AKSARA, sistem pelaporan nasional yang dikembangkan oleh Bappenas untuk mencatat aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim secara terintegrasi. Peserta tidak hanya menerima paparan kebijakan, tetapi juga langsung mempraktikkan penginputan data kegiatan ke dalam sistem AKSARA berdasarkan sektor masing-masing seperti energi, pertanian, limbah, dan kesehatan.
Hari kedua diisi dengan pelatihan dan simulasi pendekatan sistem dinamik yang dipandu oleh Dr. Hairil Anwar, akademisi dari Universitas Mataram. Sistem dinamik digunakan sebagai alat bantu analisis dan proyeksi berbagai skenario pembangunan berbasis data dan variabel perubahan iklim, sehingga perencanaan daerah bisa lebih responsif dan adaptif terhadap risiko iklim.
Dukungan Terhadap Lombok Tengah sebagai Kabupaten Super Prioritas PRKBI
Sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pembangunan Rendah Karbon dan Berketahanan Iklim (PRKBI) Nasional yang diterbitkan BAPPENAS, Kabupaten Lombok Tengah ditetapkan sebagai salah satu dari lima kabupaten super prioritas aksi ketahanan iklim sektor pertanian. Hal ini sejalan dengan kerentanan tinggi yang dimiliki wilayah ini terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, kekeringan, dan cuaca ekstrem.
Dalam sambutannya, Program Manager INTER-ACT, Hairul Anwar, menyampaikan pentingnya kegiatan ini untuk mendukung kesiapan daerah dalam menyusun kebijakan dan program yang selaras dengan target nasional pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) serta peningkatan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim.
“BIMTEK ini bukan sekadar pelatihan teknis, tapi bagian dari ikhtiar bersama membangun sistem perencanaan yang terintegrasi, kredibel, dan berkelanjutan. Ke depan, kami berharap pemerintah daerah dapat mandiri dalam memanfaatkan sistem AKSARA dan pendekatan sistem dinamik untuk mendorong kebijakan iklim yang berpihak pada kelompok rentan, terutama petani miskin dan perempuan,” ujarnya.
Langkah Awal Menuju Penguatan Tata Kelola Data Iklim Daerah
Melalui pelatihan ini, peserta tidak hanya memahami konsep dan tata cara pengisian sistem, tetapi juga diajak menyusun rencana tindak lanjut untuk optimalisasi penggunaan AKSARA dan penerapan sistem dinamik dalam proses perencanaan tahunan maupun jangka menengah di tingkat kabupaten.
KONSEPSI NTB sebagai pelaksana program INTER-ACT berkomitmen untuk terus mendampingi proses pelembagaan hasil-hasil program, serta memperkuat kapasitas kelembagaan lokal dalam merespons perubahan iklim berbasis data dan partisipasi masyarakat
