Sumbawa, 19–22 November 2024 — KONSEPSI NTB bersama PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) menyelenggarakan kegiatan Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk pengelolaan areal perhutanan sosial di zona penyangga tambang. Kegiatan ini merupakan upaya mendorong pelibatan aktif masyarakat dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan berbasis pada kebutuhan lokal.
PRA bertujuan menggali potensi, tantangan, serta solusi dari masyarakat dalam menjaga keberlanjutan hutan, sekaligus memperkuat kolaborasi antara masyarakat, perusahaan, dan pemerintah. Lokasi PRA mencakup tiga wilayah penting yang memiliki karakteristik ekosistem yang beragam, yaitu KPH Sejorong Mataiyang, KPH Brang Beh, dan KPH Brang Rea Puncak Ngengas.
Kegiatan ini melibatkan sejumlah Kelompok Tani Hutan (KTH) yang aktif mengelola kawasan hutan sosial, di antaranya KTH Brang Lamar (KPH Brang Beh), KTH Sampar Baru, dan KTH Batu Akik (KPH Sejorong Mataiyang), serta KTH Sagena Indah (KPH Brang Rea Puncak Jeringo). Para peserta juga terdiri dari perwakilan PT AMNT yang mendukung penuh proses ini sebagai bagian dari komitmen perusahaan terhadap pengelolaan sumber daya alam yang lebih baik dan bertanggung jawab.
Melalui pendekatan PRA, masyarakat diberikan ruang untuk menyampaikan pandangan, pengalaman, serta aspirasi yang kemudian diformulasikan menjadi rencana aksi bersama. Proses ini dinilai mampu menghasilkan keputusan yang inklusif dan solutif, karena memperhatikan konteks sosial-budaya serta kearifan lokal yang hidup di tengah masyarakat.
Kegiatan ini juga menegaskan pentingnya pendekatan partisipatif sebagai strategi dalam pembangunan berkelanjutan. Keberhasilan PRA ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara pelaku pengelolaan hutan dan pihak-pihak terkait, sehingga tercipta sistem pengelolaan lingkungan yang lebih adil, adaptif, dan berkelanjutan. Selain itu, kegiatan ini menjadi langkah konkret menuju pemanfaatan sumber daya alam secara bertanggung jawab dan berorientasi pada manfaat jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan.




