Lombok Barat, 24 Juni 2025 — Sebagai bagian dari upaya memperkuat kapasitas komunitas pengukur curah hujan di tingkat desa, KONSEPSI bersama BMKG Lombok Barat menyelenggarakan kegiatan studi kunjungan bagi para anggota Masyarakat Sadar Iklim (MSI) dari Desa Sukadana dan Segala Anyar. Kegiatan ini difasilitasi melalui program INTER-ACT (Inclusive Tackling toward Ecosystem-based Resilience in Alerted Climate Threats) dengan dukungan pendanaan dari Forum CIV Swedia melalui Islamic Relief Swedia.
Sebanyak 20 peserta yang terdiri dari petani milenial, staf pemerintah desa, dan anggota komunitas pengukur curah hujan turut serta dalam kegiatan yang berlangsung dari pukul 08.30 hingga 17.00 WITA di Kantor BMKG Lombok Barat.
Dalam sambutannya, Kepala BMKG Lombok Barat menyambut baik kehadiran para peserta dan menekankan pentingnya data curah hujan sebagai fondasi prediksi iklim dan mitigasi bencana. Sementara itu, Program Manager INTER-ACT menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari proses belajar berkelanjutan yang bertujuan mendorong kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat desa terhadap perubahan iklim.
Rangkaian kegiatan diawali dengan pengenalan alat ukur curah hujan di taman alat BMKG, dilanjutkan dengan sesi pendalaman mengenai proses pencatatan dan pelaporan pengamatan di ruang observasi, serta sesi analisis dan prediksi data iklim di ruang data dan analisis BMKG.
Melalui kunjungan ini, para peserta mendapatkan pemahaman menyeluruh terkait proses ilmiah di balik informasi cuaca dan iklim yang dikeluarkan BMKG. Para pengurus MSI mengaku lebih percaya diri dalam melakukan pengamatan, dan semakin memahami pentingnya keakuratan data yang mereka laporkan secara rutin.
Kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat peran masyarakat sebagai garda terdepan dalam pemantauan lingkungan dan adaptasi terhadap perubahan iklim, khususnya bagi komunitas petani tadah hujan yang sangat bergantung pada kondisi cuaca.




