Jakarta, 17–20 Juli 2025 — Konsorsium untuk Studi dan Pengembangan Partisipasi (KONSEPSI) Nusa Tenggara Barat (NTB) mengikuti Pelatihan Analisis Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) yang diselenggarakan oleh The Asia Foundation (TAF). Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya penguatan kapasitas mitra Program Tata Kelola Hutan dan Lahan (TKHL) serta Program Women Forest Defender (WFD), dan berlangsung selama empat hari di Hotel Harris Vertue, Jakarta Pusat.
Pelatihan ini bertujuan memperkuat pemahaman dan keterampilan Gender Focal Point (GFP) dari lembaga mitra dalam mengintegrasikan pendekatan GEDSI secara strategis, baik di tingkat program maupun kelembagaan. KONSEPSI, sebagai mitra utama WFD untuk wilayah Nusa Tenggara Barat, berkomitmen memperkuat peran perempuan dan kelompok rentan dalam pengelolaan hutan yang adil dan berkelanjutan.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin memperkuat peran transformasional tim di KONSEPSI agar lebih tajam dalam mendorong keadilan gender, inklusi disabilitas, dan sensitivitas sosial dalam kerja-kerja advokasi di sektor kehutanan,” ungkap perwakilan KONSEPSI yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Peserta pelatihan tidak hanya mempelajari konsep dasar gender dan bentuk ketidakadilan struktural dalam isu kehutanan, tetapi juga terlibat aktif dalam latihan analisis kebijakan, studi kasus, serta menyusun rencana tindak lanjut yang akan diimplementasikan di wilayah kerja masing-masing. KONSEPSI sendiri telah mengembangkan berbagai inisiatif berbasis komunitas yang berpihak pada kelompok perempuan penjaga hutan di Lombok dan Sumbawa.
Kegiatan ini juga menjadi ajang konsolidasi antar-lembaga mitra dari berbagai provinsi dalam jejaring SETAPAK 4 dan WFD. Total ada 15 organisasi peserta, termasuk KONSEPSI, JKMA, PINUS Sumsel, dan PIONIR. Keberadaan Forum Perempuan Penjaga dan Pengelola Hutan Indonesia (FP3HI) yang lahir dari Kongres Nasional WFD pada 2023 juga menjadi fondasi penting untuk membangun gerakan bersama.
KONSEPSI menyambut pelatihan ini sebagai langkah konkret memperkuat perspektif GEDSI dalam advokasi kebijakan tata kelola hutan di NTB, serta sebagai bentuk konsistensi mendampingi kelompok perempuan dalam memperjuangkan hak atas sumber daya alam secara adil dan setara.




